Apa yang kupikir??

Kuhentikan mobilku ditengah jalan. Tepat dibaris paling belakang deretan antrian kendaraan ini. Bukan apa-apa, memang lampu sudah merah hehe.. . Menoleh kekiri memandang lewat kaca jendela, kuperhatikan ada seorang gadis cantik. Duduk bersila beralas tikar yang tergelar di trotoar tepat dipinggir pagar taman pemakaman. Seumur anak sulungku yang duduk di sekolah menengah atas sepertinya. Kulitnya mulus putih bersih, dengan kaos "you can see". Wajahnya polos, sedang berbicara dengan seorang laki-laki paruh baya. Bapak itu berdiri tengah memesan sesuatu dari pedagang kaki lima di hadapannya.

Tak lama, bapak paruh baya duduk merebahkan diri ikut berselonjor disebelah sang gadis belia dan mulai menciumi wajah sang gadis. Aku terperangah dibuatnya. Feelingku membersitkan sesuatu,  "oh tidak!" Aku cepat-cepat menghentikan pikiranku yang mulai mengembara antara pilu, miris dan kecewa dengan kondisi negara ini. Kulanjutkan pengamatanku di sepanjang trotoar yang relatif sepi ini. Sekelompok pekerja bangunan, sekelompok supir dan semuanya laki-laki. Hanya dua wanita disitu dengan jarak agak berjauhan. Salah satunya gadis yang kuperhatikan sejak tadi ini. "Ah.. cantik... semoga dia adalah bapakmu" aku berusaha husnudzhon berkata pada diri sendiri.

Aku tidak bisa berpikir lebih jauhlagi karena lampu telah menyala hijau, harus kulanjutkan perjalanan dan berusaha melupakan adegan tadi. Ah... apa daya, sudah terekam di otakku dan kubawa sampai hari ini. Pemandangan yang akan menjadi santapan siapapun yang melintas. Sedikit saja jaraknya dari pusat kota dan tak jauh dari tugu Pancoran.

Ayah, Bunda, apakah yang ada dipikiran kalian tentang anak cantik ini?

Cinta itu Dusta ©

Cinta itu Dusta ©



















Cinta itu Dusta
Cinta itu tak pernah ada
Cinta itu hanya kebohongan kamus kepada dunia
Lambang cinta juga manipulasi sejarah biologi
karena itu gambar jantung hati, bukan cinta
Emang manusia makhluk bodoh
yang sukarela dibodohi
oleh makhluk bodoh lainnya
Cinta itu khayal semu
Tercampur aduk dengan kasih sayang & tanggung jawab
Antara manis dan asin
Berada di daerah abu-abu
Bayangannyapun hanya semu
Tapi tak ada yang laknati cinta
Malah diletakkan di tempat Agung
Padahal hanya ilusi dan imajinasi
Harapan pencapaian Level tinggi
Bagai menjangkau fatamorgana
Fiksi
Fantasi
Adalah lebih nyata segayung air sumur keruh
Fakta dahaga yang takkan lepas
Bermain lompat tali pada perpindahan dimensi
Hanya satu tanda kehadiran cinta yg jelas punya makna
yaitu luluh lantak seluruh kehidupan karenanya


setuju? silakan share
tapi tidak copy paste! 
tidak setuju? silakan, hak asasi anda
ini hanya untaian kata ;)
   

Coba letakkan Cinta

Sekarang aku coba meletakkan cintaku
di tempat yang tepat
dengan angle yang pas
disudut atau ditengah
biar manis
tetap terlihat
selalu kupandang
Cukup tinggi
tidak terlalu tinggi
biar tidak terjatuh
tidak terlalu rendah
membuatku bisa tersandung
tak sengaja
menjatuhkan aku
Tetap di dalam rumah
terlindung dari angin dan hujan
tidak terpapar terik menyengat
dalam kamar dengan suhu ruang
Tetap terjaga
Biarlah tetap seperti itu

Jika kusentuh
ternoda sidik jariku
Kugenggam merasa terhimpit
Tak sadar terlalu erat
Bisa remuk
Tak yakin bisa dekap gemulai
Biarlah tetap seperti itu

Dalam Diam

Mengembara dalam diam
lalu kamu pecahkan dengan tanya
"Apa yang kau cari?"
kutersentak sejenak
apa yang aku cari wahai diri
dalam sepi sendiri


merenungi makna dalam diam
mencari arti tanpa untaian jutaan kata
berharap menemukan jawab
usap perlahan tetesan perih
pembalut jiwa yang kulepaskan tadi
memberi jarak agar angin bisa berhembus perlahan
mengeringkan luka menerbangkan perih jiwa
hingga pedih tak lagi halangi gerakan hati
tidak menutupi putaran akal
memulangkan alam sadar
dalam hidup aku mencari hidup

biarlah ku tetap mengembara dalam diam
merasakan bisikan bumi
memberi pesan kesalahan
kecintaan teramat sangat kepada makhluk

biarlah diamku menyimpulkan arti
dalam perenungan akan terjawab
gerakan ruh kepada akal
hingga seluruh sel tubuhku akan dipimpin jiwa
memulai gerakan dan langkah
perjalanan hidup adalah mencari hidup
 






Tiga Bait Cinta Kita

 

 

Tiga Bait Cinta Kita©



     Gulir bening tertahan sabar

     Walau ingin ungkapkan berjuta rasa

     Apa daya matahari sudah tak bersinar

     Tanpa sempat ucapkan kata


     Perlahan dan manis kau bilang


     "Kita harus tunggu matahari berputar

     sinarnya membawa kekuatan cinta

     dan bertahanlah sayang"



     Perlahan dan manis akupun bilang

    "Kita akan tiba di singgasana sayang,

     akan nikmati cinta tiga puluh tujuh purnama"

     Aku sadar sayang, semua itu hanya sekejap mata 




    by, Lisa Gopar




Puisi ini dikutsertakan pada Lomba
"Puisi Cinta Untuk Kekasih"
Dan Menjadi Pemenang Lomba

Lomba Buat Puisi Cinta dengan tema Puisi Cinta Untuk Kekasih – Aura Ide

KEINGINAN


©Keinginan

      
     Aku ingin keluar dari persembunyianku

     Tolong simak adakah lamat-lamat suara kehancuran

     Ada getaran yang membahana dalam sepiku

     Mengguncang mungil wadah khayalku



        Rasakan adakah hembusan angin membelai

        Karena tidak bisa kubuka jendela yang tak ada

        Hanya sebuah pintu tempatmu menjagaku

        Memelukku dengan berjuta damai



     Aku ingin keluar dari persembunyianku

     Tolong katakan

     ada sebuah kehidupan akan dilalui

     Ada desakan yang bergolak dalam sendiriku



         Hujankah diluar sana..

         Tak bisa kurasakan terpaannya

         Hanya kulihat kau bersiap memayungiku

         Sambil memelukku dengan berjuta damai



     Terimakasih Tuhan

     Masih ada keinginan dalam ketidakberdayaanku 




     Lisa Gopar
Hidup & Cinta

mencari sepotong semangat dan segumpal harapan
akan menyalakan api harapan
menghangatkan perjalanan kehidupan


hingga deru langkah menjadi berlari
kayuh terasa berat takkan berhenti
semilir hembus angin menemani
kontras warna perantauan ini 

disela desah nada ucapan aliran kata
kau tiupkan sungguh menyejukkan hati
begitu lembut membelai telinga
sampai ke sukma peraduan nanti

suaramu kekasih
menjadi dentingan irama cinta
tanpa rintih
hangat dan sejuk berganti rupa

mengalunkan melody hingga tak kurasa mentari siang
betapa perjalan hidup masih panjang

by Lisa Gopar